Selain
banjir, pada musim hujan sering terjadi bencana tanah longsor. Hal ini terjadi
karena daerah-daerah yang kemiringan lerengnya cukup curam tidak dapat menahan
pergerakan massa tanah/batuan pada saat hujan deras terjadi. Mari kita kenali
lebih jauh tentang tanah longsor ini agar dapat terhindar dari bencana satu
ini.
Pengertian
Tanah Longsor
Umumnya masyarakat menyebut gerakan tanah sama dengan
longsor. GERAKAN TANAH (masswasting)
mencakup semua jenis perpindahan (pergerakan) massa tanah atau batuan menuruni
lereng, akibat kestabilan tanah atau batuan penyusun lereng tersebut terganggu.
Sedangkan LONGSOR adalah proses perpindahan massa tanah/batuan pada lereng
melalui bidang gelincir lengkung atau lurus yang terjadi karena ada gangguan
kestabilan pada tanah/batuan penyusun lereng. Dengan demikian, longsor
merupakan salah satu jenis gerakan tanah.
Gejala dan Peringatan Dini
Longsor
dapat terjadi dengan gejala-gejala sebagai berikut:
• Muncul retakan
memanjang atau lengkung pada tanah atau pada konstruksi bangunan yang biasa
terjadi setelah hujan.
• Terjadi penggembungan pada lereng atau pada tembok penahan.
• Tiba‐tiba pintu atau
jendela rumah sulit dibuka, kemungkinan akibat deformasi bangungan yang
terdorong oleh massa tanah yang bergerak.
• Tiba‐tiba muncul rembesan atau mata air pada lereng.
• Apabila pada lereng
sudah terdapat rembesan air/mata air, air tersebut tiba-tiba menjadi keruh
bercampur lumpur.
• Pohon‐pohon atau
tiang‐tiang miring searah kemiringan lereng.
• Terdengar suara gemuruh atau suara ledakan dari atas lereng.
• Terjadi runtuhan atau aliran butir tanah/kerikil secara mendadak dari atas
lereng.
Wilayah-wilayah
yang rawan akan tanah longsor:
• Pernah terjadi
bencana tanah longsor di wilayah tersebut.
• Berada pada daerah
yang terjal dan gundul.
• Merupakan daerah
aliran air hujan.
• Tanah tebal atau
sangat gembur pada lereng yang menerima curah hujan tinggi.
Upaya Mitigasi dan Pengurangan Risiko
Bencana
•
Hindarkan daerah
rawan bencana untuk pembangunan permukiman dan fasilitas utama lainnya.
•
Mengurangi tingkat keterjalan lereng.
• Pemeliharaan drainase
untuk menjauhkan air dari lereng, menghindari air meresap ke dalam lereng atau menguras
air dalam lereng ke luar lereng.
•
Terasering dengan sistem drainase yang tepat.
•
Penghijauan dengan
tanaman yang sistem perakarannya dalam dan jarak tanam yang tepat.
•
Identifikasi dan pengenalan daerah yang rawan longsor.
•
Pembuatan tanggul penahan untuk runtuhan batuan (rock fall).
•
Penutupan
rekahan-rekahan di atas lereng untuk mencegah air masuk secara cepat ke dalam
tanah.
Apa yang harus
dilakukan sebelum terjadi tanah longsor?
ü Waspada terhadap curah hujan yang tinggi.
ü Persiapkan dukungan logistik, seperti:
─
Makanan siap saji dan minuman
─
Lampu senter dan baterai cadangan
─
Uang tunai secukupnya
─
Obat-obatan khusus sesuai
pemakaian
ü Simak informasi dari pihak berwenang mengenai informasi hujan
dan kemungkinan terjadinya tanah longsor.
ü Apabila pihak berwenang menginstruksikan untuk evakuasi,
segera lakukan hal tersebut.
http://bnpb.go.id
BNPB. 2012. Buku Saku Tanggap Tangkas Tangguh Menghadapi
Bencana. Badan Penanggulangan Bencana : Jakarta Pusat.
Nugroho, Eko Sapto, dkk. 2013. Geografi Peminatan Ilmu-Ilmu Sosial untuk SMA/MA
Kelas X. Mediatama : Surakarta.
Nugroho, Sutopo Purwo. Kontribusi Geografi dalam
Membangun Ketahanan Bencana. (Power Point). Pusat Data Informasi dan Humas BNPB.
Sugiyanto, Danang Endarto. 2014. Mengkaji Ilmu Geografi 1 untuk Kelas X SMA dan
MA Kelompok Peminatan Ilmu-Ilmu Sosial. Platinum : Solo.
Syahrudin. 2014. Pencegahan dan Kesiapsiagaan
dalam Menghadapi Bencana di Kota Banjarmasin. (Power Point.
Disampaikan pada Sosialisasi Upaya Penanggulangan Resiko Bencana bagi Kepala
Sekolah dan Guru di Kota Banjarmasin pada 13 November 2014).
Tim Penulis. 2007. Pengenalan Karakteristik Bencana dan Upaya Mitigasinya di Indonesia.
Badan Koordinasi Nasional Penanganan Bencana (BAKORNAS PB) : Jakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar