Welcome!!

Welcome students! atau siapapun yang mengakses blog ini. Ini hanya sebuah blog kecil berisi pembelajaran geografi yang oleh seorang guru yang masih perlu banyak belajar dan mengembangkan diri dalam pembelajaran geografi. semoga blog ini dapat menjadi media info dan bahan untuk sharing pembelajaran geografi bagi kita semuanya.

Jumat, 13 Agustus 2010

Konsep Dasar Geografi

Konsep dasar atau konsep esensial geografi merupakan unsur penting dalam memahami kejadian alam (fenomena geosfer). Penjabaran konsep geografi berkaitan dengan penyebaran, relasi, fungsi, bentuk, dan proses yang terjadi.
Oleh karena itu, konsep dasar geografi harus mampu menjawab pertanyaan 5W1H (What-When-Where-Why-Who dan How) tentang apa yang terjadi di muka bumi.

Sepuluh Konsep Dasar Geografi
1. Lokasi
Dibedakan menjadi dua:
1. Lokasi absolut: letak astronomis, misal 6o LU – 11o LS
2. Lokasi relatif: letak geografis yang dipengaruhi oleh daerah sekitarnya, misal:
a. Rumah yang bagus akan berkurang nilainya apabila berdekatan dengan:
- Pemakaman (mengerikan)
- Stasiun KA, bandara, pabrik (bising)
- Kawasan industri (pencemaran)
b. Di daerah dingin, orang umumnya berpakaian lebih tebal.

2. Jarak
yaitu konsep yang berkaitan dengan kehidupan sosial, ekonomi, dan pertahanan. Jarak terbagi atas:
1. Jarak absolut: jarak sesungguhnya, yang ditarik lurus antar dua titik.
2. Jarak relatif: jarak yang didasarkan atas pertimbangan waktu, kemudahan transportasi, misalnya:
a. Harga produksi pertanian akan lebih mahal bila harus diangkut ke pasar yang jauh.
b. Nilai tanah akan semakin tinggi bila semakin dekat dengan kota atau jalan raya.
c. Biaya angkutan umum (barang) paling murah adalah dengan:
- Kapal, bila jaraknya minimal 1.000 km
- Kereta, bila jaraknya minimal 500 km
- Truk, bila jaraknya kurang dari 500 km

3. Keterjangkauan
yaitu konsep yang berkaitan dengan kemudahan atau ketersediaan sarana dan prasarana.
- Keterjangkauan Yogyakarta-Jakarta (menggunakan pesawat terbang), Yogyakarta-Magelang (menggunakan mobil).
- Daerah A yang surplus padi dan daerah B yang minus padi tidak dapat berinteraksi jika tidak ada jalan atau sarana penghubung lainnya.

4. Pola
yaitu konsep yang menitikberatkan pada pola keruangan, baik fenomena yang bersifat alami maupun sosial budaya, misal:
- Pola aliran sungai sering terkait dengan jenis batuan, tanah, dan struktur geologi.
- Pola permukiman terkait, antara lain dengan sungai, jalan, dan bentuk lahan.

5. Morfologi
yaitu konsep yang menjelaskan bentuk-bentuk rupa bumi atau lahan yang ada kaitannya dengan proses pengikisan, pengendapan, pengangkatan, dan penurunan lapisan permukaan bumi, misal:
- Bentuk lahan terkait dengan erosi pengendapan, penggunaan lahan, ketebalan tanah, dan ketersediaan air.
- Bentuk pulau mencirikan panjang garis pantai yang berkaitan dengan pengelolaan daerah pantai.

6. Aglomerasi
yaitu konsep yang menjelaskan gejala geografis yang mengelompok atau memusat, misal:
Masyarakat atau anggota kelompok penduduk cenderung mengelompok dengan masyarakat yang memiliki tingkatan hampir sama. Akibatnya, timbul daerah kumuh, elit, dsb.

7. Nilai Kegunaan
yaitu nilai guna suatu tempat yang berbeda jika dilihat fungsinya, misal:
- Bagi nelayan menginginkan gelombang laut yang rendah, tapi seorang surfer mengiginkan gelombang laut yang besar.
- Daerah wisata memiliki nilai yang berbeda bagi orang yang berbeda. Oleh karena itu, ada orang yang sering mengunjungi, jarang, atau bahkan tidak pernah mengunjungi daerah tertentu.

8. Interaksi (interdependensi)
yaitu konsep yang berkaitan dengan hubungan saling keterjangkauan antara dua tempat, baik berupa mobilitas manusia, barang, atau gagasan dari suatu tempat ke tempat lainya, misal:
- Gerakan manusia dari daerah padat ke daerah jarang penduduk.
- Gerakan barang dari desa ke kota atau sebaliknya.
- Gerakan berita (informasi)melalui media massa.

9. Diferensiasi Area
Fenomena yang berbeda di suatu tempat dengan tempat lain, misal:
- Jarak dekat, sedang, dan jauh dari jalan
- Perumahan yang padat, sedang, jarang
- Harga tanah (rumah) yang mahal, sedang, murah
- Pendapatan yang tinggi, sedang, rendah

10. Keterkaitan Keruangan
yaitu konsep yang menunjukkan derajat keterkaitan antar wilayah baik alam maupun sosial, misal:
- Setelah dikaji melalui peta, ternyata terdapat keterkaitan keruangan antara Jakarta, Bogor, Depok, Tanggerang, dan Bekasi (Jabodetabek).
- Dalam hal berpakaian orang Rusia lebih membutuhkan pakaian tebal dibandingkan orang Indonesia yang cukup memakai kaos.

Aspek Geografi

Ruang Lingkup Geografi
Ruang lingkup geografi sangat luas karena berkaitan dengan fenomena atau gejala yang terjadi di geosfer. Geosfer sendiri terdiri atas atmosfer, litosfer, hidrosfer, dan biosfer.

RHOAD MURPHEY dalam bukunya THE SCOPE OF GEOGRAPHY mengemukakan bahwa ruang lingkup geografi meliputi tiga hal, yaitu:
1. Persebaran dan relasi penduduk di muka bumi dengan sejumlah aspek keruangan serta bagaimana manusia memanfaatkannya.
2. Interaksi antara manusia dengan lingkungan fisik yang merupakan salah satu bagian dari keanekaragaman wilayah.
3. Kerangka analisis regional dengan ciri-ciri yang spesifik.

Objek Studi Geografi
Para ahli geografi Indonesia yang tergabung dalam Ikatan Geograf Indonesia (IGI) melalui seminar dan lokakarya nasional di Semarang, telah sepakat bahwa OBJEK STUDI GEOGRAFI terbagi menjadi dua, yaitu: OBJEK MATERIAL dan Objek Formal.

1. OBJEK MATERIAL GEOGRAFI
Objek material geografi yaitu merupakan bahan (isi) kajian geografi. Objek studi geografi adalah lapisan-lapisan bumi atau tepatnya fenomena geosfer. Geosfer itu luas sekali, meliputi:
- Atmosfer, yaitu lapisan udara: cuaca dan iklim yang dikaji dalam Klimatologi dan Meteorologi, dll.
- Lithosfer, yaitu lapisan batu-batuan yang dikaji dalam Geologi, Geomorfologi, Petrografi, dll.
- Hydrosfer, yaitu lapisan air meliputi perairan di darat maupun di laut yang dikaji dalam Hidrologi dan Oceanografi, dll.
- Biosfer, yaitu lapisan kehidupan: flora dan fauna yang dikaji dalam Biogeografi, Biologi, dll.
- Anthroposfer, yaitu lapisan manusia yang merupakan ‘tema sentral’ di antara lapisan-lapisan lainnya. Tema sentral artinya diutamakan dalam kajiannya.

Jadi dalam mengkaji objek studi geografi tersebut diperlukan pengetahuan dari disiplin ilmu lain seperti Klimatologi, Geologi, Hydrologi, dan sebagainya. Singkatnya geografi berkaitan erat dengan ilmu-ilmu lain.
Untuk lebih jelasnya perhatikan gambar berikut!

2. OBJEK FORMAL GEOGRAFI
Objek formal geografi merupakan cara atau metode dalam mengkaji dan menganalisi masalah-masalah objek material geografi. Analisis masalah-masalah objek material geografi tersebut dapat dilakukan melalui pendekatan keruangan, pendekatan kelingkungan, dan pendekatan kompleks wilayah.

Metode atau pendekatan objek formal geografi meliputi beberapa aspek, yakni aspek keruangan (spatial), kelingkungan (ekologi), kewilayahan (regional) serta aspek waktu (temporal).
a. Aspek Keruangan; geografi mempelajari suatu wilayah antara lain dari segi “nilai” suatu tempat dari berbagai kepentingan. Dari hal ini kita lalu mempelajari tentang letak, jarak, keterjangkauan dsb.
b. Aspek Kelingkungan; geografi mempelajari suatu tempat dalam kaitan dengan keadaan suatu tempat dan komponen-komponen di dalamnya dalam satu kesatuan wilayah. Komponen-komponen itu terdiri dari komponen tak hidup seperti tanah, air, iklim dsb, dan komponen hidup seperti hewan, tumbuhan dan manusia.
c. Aspek Kewilayahan; geografi mempelajari kesamaan dan perbedaan wilayah serta wilayah dengan ciri-ciri khas. Dari hal ini lalu muncul pewilayahan atau regionalisasi misalnya kawasan gurun, yaitu daerah-daerah yang mempunyai ciri-ciri serupa sebagai gurun.
d. Aspek Waktu; geografi mempelajari perkembangan wilayah berdasarkan periode-periode waktu atau perkembangan dan perubahan dari waktu ke waktu. Misalnya perkembangan kota dari tahun ke tahun, kemunduran garis pantai dari waktu ke waktu dsb.

Perlu diperhatikan bahwa dalam mengkaji suatu permasalahan, geografi terbagi menjadi geografi fisis dan geografi manusia yang keduanya tak dapat dipisahkan. Bahkan masing-masing cabang geografi saling membutuhkan dan saling melengkapi.

Pengertian Geografi

Eratosthenes yang hidup 200 tahun Sebelum Masehi dianggap sebagai orang pertama yang meletakkan dasar pengetahuan tentang bumi. Ia membuat karya tulis sebanyak 3 jilid yang diberi judul Geographein. Di dalam buku tersebut, ia menguraikan antara lain tentang perubahan-perubahan daratan, lautan, gejala-gejala alam di lautan, benda-benda langit berikut jaring-jaring derajat astronomi.

Istilah geografi untuk pertama kalinya diperkenalkan oleh ERASTOTHENES. Pada masa itu, geografi hanya didominasi oleh cerita-cerita tentang perjalanan dari berbagai penjuru dunia (Logografi). Menurut Erastothenes, geografi berasal dari kata geographyca (bahasa Yunani). Geo artinya bumi dan Graphein artinya tulisan, uraian, lukisan atau deskripsi (pemerian). Jadi, geografi merupakan ilmu pengetahuan yang menuliskan, menguraikan, atau mendeskripsikan hal-hal yang berhubungan dengan bumi. Berdasarkan pendapat tersebut, maka para ahli geografi (geograf) sependapat bahwa Erastothenes dianggap sebagai peletak dasar pengetahuan geografi.

Istilah geografi juga dikenal dalam berbagai bahasa, seperti geography (Inggris), geographie (Prancis), die geographie/die erdkunde (Jerman), geografie/ aardrijkskunde (Belanda), dan geographike (Yunani).

Pada abad ke-2 SM, seorang ahli astronomi Alexandria, CLAUDIUS PTOLEMEUS, membuat sebuah buku mengenai geografi Yunani dan Romawi. Menurut Ptolemeus, geografi merupakan suatu penyajian sebagian atau seluruh permukaan bumi. Dalam karyanya yang berjudul GEOGRAPHIKE SYNTAXIS, ia mengajukan metode baru dalam pembuatan peta, termasuk proyeksi dan pembuatan atlas. Atlas yang dibuat oleh Ptolemeus disebut ATLAS PTOLEMEUS.

Ahli geografi dari Jerman, Bernhardus Varenius, di karyanya yang berjudul GEOGRAPHIA GENERALIS membagi geografi menjadi tiga, yaitu: 1. GEOGRAFI ABSOLUT, 2. GEOGRAFI RELATIF, dan 3. GEOGRAFI KOMPARATIF.
GEOGRAFI ABSOLUT mengkaji berbagai fakta matematika yang berkaitan dengan bumi dan keberadaannya, bentuk, dimensi, gerakan, ukuran, dan berbagai fakta lainnya. GEOGRAFI RELATIF mengkaji, antara lain pengaruh matahari dan bintang, iklim, perbedaan waktu di berbagai tempat, dan variasi panjang hari. GEOGRAFI KOMPARATIF mengkaji, antara lain pembagian muka bumi, letakrelatif suatu tempat, pembuatan peta dan globe, dan navigasi.

Menjelang akhir abad ke-18, perkembangan geografi semakin pesat. Pada masa ini berkembang aliran fisis determinis dengan tokohnya yaitu seorang geograf terkenal dari USA yaitu ELLSWORTH HUNTHINGTON. Melalui bukunya yang berjudul THE PULSE OF THE EARTH, Huntington memaparkan bahwa kelangsungan hidup dan peradaban manusia sangat dipengaruhi oleh iklim. Ia mengatakan geografi sebagai studi tentang fenomena permukaan bumi beserta penduduk yang menghuninya.

Di Perancis faham posibilis terkenal dengan tokoh geografnya yaitu PAUL VIDAL DE LA BLACHE, sumbangannya yang terkenal adalah “GEN RE DE VIE” atau Mode of Live (cara hidup). Dalam konsep ini diartikan bahwa geografi merupakan ilmu yang mempelajari tentang proses produksi dilakukan manusia terhadap kemungkinan yang ditawarkan oleh alam. Perbedaan kedua faham tersebut, kalau fisis determinis memandang manusia sebagai figur yang pasif sehingga hidupnya dipengaruhi oleh alam sekitarnya. Sedangkan posibilisme memandang manusia sebagai makhluk yang aktif, yang dapat membudidayakan alam untuk menunjang hidupnya.

Setiap manusia memiliki pendapat masing-masing tentang berbagai hal dalam kehidupannya. Demikian pula dengan definisi atau pengertian geografi. Berikut ini disajikan beberapa definisi yang akan saling melengkapi dan dengan demikian diharapkan dapat menyingkap inti masalah atau pokok kajian geografi.

-- PRESTON E JAMES berpendapat bahwa, “Geografi dapat diungkapkan sebagai induk dari segala ilmu pengetahuan” karena banyak bidang ilmu pengetahuan selalu mulai dari keadaan muka bumi untuk beralih pada studinya masing-masing --
-- “Geografi adalah interaksi antar ruang”. Definisi ini dikemukakan oleh ULLMAN (1954), dalam bukunya yang berjudul GEOGRAPHY A SPATIAL INTERACTION --
-- Objek studi geografi adalah kelompok manusia dan organisasinya di muka bumi. Definisi ini dikemukakan oleh MAURICE LE LANNOU (1959). Ia mengemukakan dalam bukunya yang berjudul LA GEOGRAPHIE HUMAINE --
-- PAUL CLAVAL (1976) berpendapat bahwa ‘Geografi selalu ingin menjelaskan gejala gejala dari segi hubungan keruangan’ --
-- Geografi adalah ilmu yang objek studinya meliputi benda-benda dan hal-hal atau gejala-gejala yang tersebar di wilayah permukaan bumi (IMMANUEL KANT, dalam Physische Geographie).
-- Geografi mempelajari hubungan kausal gejala-gejala di muka bumi dan peristiwa-peristiwa yang terjadi di muka bumi, baik yang disikal maupun yang menyangkut makhluk hidup beserta permasalahannya, melalui pendekatan keruangan, ekologikal, dan regional untuk kepentingan program, proses, dan keberhasilan pembangunan (BINTARTO, 1984) --
-- Geografi merupakan ilmu pengetahuan yang mengajarkan spasal (ruang), ekologi, dan region (wilayah). Dalam hal spasial, geografi mempelajari persebaran gejala baik yang alami maupun yang manusiawi di muka bumi. Dala hal ekologi, geografi mempelajari cara manusia beradaptasi dengan lingkungannya. Dalam hal region, geografi mempelajari wilayah sebagai tempat tinggal manusia berdasarkan kesatuan fisiografisnya (DJALJOENI, 1996) --
-- Geografi adalah ilmu yang mempelajari persamaan dan perbedaan fenomena geosfer dengan sudut pandang kewilayahan dan kelingkungan dalam konteks keruangan (hasil Seminar dan Lokakarya IKATAN GEOGRAF INDONESIA, di Semarang tahun 1988) --

Kalau kita perhatikan beberapa definisi/pengertian dan sejarah perkembangan dari geografi tersebut, ternyata pengertian geografi selalu mengalami perkembangan. Namun kalau kita kaji lebih jauh, di antara pandangan para ahli tersebut tampak ada kesamaan titik pandang. Kesamaan titik pandang tersebut adalah mengkaji:
1. Bumi sebagai tempat tinggal;
2. Hubungan manusia dengan lingkungannya (interaksi);
3. Dimensi ruang dan dimensi historis; dan
4. Pendekatannya: spasial (keruangan), ekologi (kelingkungan) dan regional (kewilayahan).