Pengertian
Letusan Gunung Api
Gunung api adalah bentuk timbunan (kerucut dan lainnya)
di permukaan bumi yang dibangun oleh timbunan rempah letusan atau tempat
munculnya batuan lelehan (magma) yang berasal dari bagian dalam bumi. Sedangkan
letusan gunung api merupakan bagian dari aktivitas vulkanik yang dikenal dengan
istilah “erupsi”.
Hampir semua kegiatan gunungapi berkaitan dengan zona
kegempaan aktif sebab berhubungan dengan batas lempeng. Pada batas lempeng
inilah terjadi perubahan tekanan dan suhu yang sangat tinggi sehingga mampu
melelehkan material sekitarnya yang merupakan cairan pijar (magma). Magma akan
mengintrusi batuan atau tanah di sekitarnya melalui rekahan-rekahan mendekati
permukaan bumi.
Ciri-ciri
Gunung api yang Akan Meletus
Jika
tinggal di daerah dekat gunung api, amati ciri-ciri berikut ini agar dapat
mewaspadai bencana letusannya:
·
Suhu di sekitar
gunung naik.
·
Mata air menjadi
kering.
·
Sering mengeluarkan
suara gemuruh, kadang disertai getaran (gempa).
·
Tumbuhan di sekitar
gunung layu.
·
Binatang di sekitar
gunung gelisah dan bermigrasi menuruni gunung.
Mekanisme Perusakan
Bahaya letusan gunung api dibagi dua berdasarkan waktu
kejadiannya, yaitu bahaya utama (primer) dan bahaya ikutan (sekunder). Kedua
jenis bahaya tersebut masing‐masing mempunyai resiko merusak dan mematikan.
1)
Bahaya Utama (primer)
Bahaya utama (sering juga disebut bahaya
langsung) letusan gunung api adalah bahaya yang langsung terjadi ketika proses peletusan
sedang berlangsung. Jenis bahaya tersebut adalah awan panas (piroclastic flow), lontaran batu
(pijar), hujan abu lebat, leleran lava (lava flow),
dan gas beracun.
2)
Bahaya Ikutan (sekunder)
Bahaya ikutan letusan gunung api adalah bahaya
yang terjadi setelah proses peletusan berlangsung. Bila suatu gunungapi meletus
akan terjadi penumpukan material dalam berbagai ukuran di puncak dan lereng
bagian atas. Pada saat musim hujan tiba sebagian material tersebut akan terbawa
oleh air hujan dan tercipta adonan lumpur turun ke lembah sebagai banjir
bebatuan, banjir tersebut disebut lahar.
Upaya Mitigasi dan Pengurangan Risiko
Bencana
Berbagai upaya dapat dilakukan untuk menghindari, atau
meminimalkan korban (jiwa dan harta) akibat letusan gunung api.
Sebelum Krisis/Letusan
· Mengamati kegiatan
gunung api setiap saat. Upaya ini dapat dilakukan dari tempat yang permanen,
misalnya pos pengamatan gunung api.
·
Menentukan status kegiatan gunung
api.
· Melakukan pemetaan geologi
untuk mengetahui sejarah kegiatan suatu gunung api di masa lalu dan penelitian ilmiah secara temporer dan berkala.
· Melakukan pemetaan kawasan
rawan bencana. Upaya ini berguna untuk menentukan suatu wilayah atau areal yang
berbahaya atau aman untuk dihuni atau digarap sebagai lahan pertanian dan
sebagainya.
· Membuat saluran untuk
mengarahkan aliran lahar agar tidak melanda pemukiman, kebun/persawahan, atau
fasilitas lainnya.
· Menentukan lokasi
pengungsian dan jalur evakuasi dari pemukiman ke pengungsian untuk memudahkan evakuasi
apabila terjadi erupsi.
·
Menyediakan alat transportasi bagi penduduk bila ada
perintah pengungsian.
·
Memberikan
sosialisasi dan simulasi evakuasi apabila sewaktu-waktu terjadi erupsi.
Saat Krisis/Letusan
·
Memberangkatkan tim tanggap darurat ke lokasi bencana.
·
Meningkatkan pengamatan
terhadap aktivitas gunung api tersebut.
· Menentukan status kegiatan
gunung api dan melaporkannya secara berkala sehingga bisa memberikan
rekomendasi kepada Pemprov/Pemkab untuk mengakomodasi evakuasi penduduk.
Setelah Krisis/Letusan
·
Menurunkan status kegiatan gunung
api.
·
Menginventarisir data
letusan termasuk sebaran dan volume material letusan.
·
Mengidentifikasi daerah yang terancam bahaya sekunder (lahar).
· Memberikan
rekomendasi teknis kepada Pemprov/Pemkab, termasuk pengembalian pengungsi dan
potensi ancaman lahar.
Apa yang harus dilakukan ketika terjadi letusan
gunung api?
ü Memperhatikan
arahan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) dan instansi yang
berwenang terkait dengan perkembangan aktivitas gunung api.
ü Persiapkan
masker dan kacamata pelindung untuk mengantisipasi debu vulkanik.
ü Mengetahui jalur
evakuasi dan shelter yang telah disiapkan oleh pihak berwenang.
ü Memperhatikan
skenario evakuasi lain apabila dampak letusan meluas di luar prediksi ahli.
ü Persiapkan
dukungan logistik, seperti:
─
Makanan siap saji dan minuman
─
Lampu senter dan baterai cadangan
─
Uang tunai secukupnya
─
Obat-obatan khusus sesuai pemakaian
Need to Know!!
Status
Gunung Api memiliki beberapa tingkatan. Hal ini terkait dengan aktivitas gunung
api tersebut.
AWAS
· Menandakan
gunung berapi yang segera atau sedang meletus. Letusan pembukaan dimulai dengan
abu dan asap, berpeluang terjadi dalam waktu 24 jam.
· Wilayah yang terancam bahaya direkomendasikan
untuk dikosongkan.
SIAGA
· Menandakan
gunung berapi yang sedang bergerak ke arah letusan atau menimbulkan bencana.
Peningkatan intensif kegiatan seismik, data menunjukkan bahwa aktivitas dapat
segera berlanjut ke letusan atau menuju pada keadaan yang dapat menimbulkan
bencana, letusan dapat terjadi dalam waktu 2 minggu. Sosialisasi di wilayah
terancam.
WASPADA
· Ada
aktivitas apa pun bentuknya, terdapat kenaikan aktivitas di atas level normal.
Peningkatan aktivitas seismik dan kejadian vulkanis lainnya. Sedikit perubahan
aktivitas yang diakibatkan oleh aktivitas magma, tektonik dan hidrotermal.
NORMAL
·
Tidak
ada gejala aktivitas tekanan magma. Level aktivitas dasar, pengamatan rutin,
survei dan penyelidikan.
http://bnpb.go.id
BNPB. 2012. Buku Saku Tanggap Tangkas Tangguh Menghadapi
Bencana. Badan Penanggulangan Bencana : Jakarta Pusat.
Nugroho, Eko Sapto, dkk. 2013. Geografi Peminatan Ilmu-Ilmu Sosial untuk SMA/MA
Kelas X. Mediatama : Surakarta.
Nugroho, Sutopo Purwo. Kontribusi Geografi dalam
Membangun Ketahanan Bencana. (Power Point). Pusat Data Informasi dan Humas BNPB.
Sugiyanto, Danang Endarto. 2014. Mengkaji Ilmu Geografi 1 untuk Kelas X SMA dan
MA Kelompok Peminatan Ilmu-Ilmu Sosial. Platinum : Solo.
Syahrudin. 2014. Pencegahan dan Kesiapsiagaan
dalam Menghadapi Bencana di Kota Banjarmasin. (Power Point.
Disampaikan pada Sosialisasi Upaya Penanggulangan Resiko Bencana bagi Kepala
Sekolah dan Guru di Kota Banjarmasin pada 13 November 2014).
Tim Penulis. 2007. Pengenalan Karakteristik Bencana dan Upaya Mitigasinya di Indonesia.
Badan Koordinasi Nasional Penanganan Bencana (BAKORNAS PB) : Jakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar