Welcome!!

Welcome students! atau siapapun yang mengakses blog ini. Ini hanya sebuah blog kecil berisi pembelajaran geografi yang oleh seorang guru yang masih perlu banyak belajar dan mengembangkan diri dalam pembelajaran geografi. semoga blog ini dapat menjadi media info dan bahan untuk sharing pembelajaran geografi bagi kita semuanya.

Rabu, 10 Februari 2016

Mitigasi dan Adaptasi Bencana Letusan Gunung Api

Pengertian Letusan Gunung Api
Gunung api adalah bentuk timbunan (kerucut dan lainnya) di  permukaan bumi yang dibangun oleh timbunan rempah letusan atau tempat munculnya batuan lelehan (magma) yang berasal dari bagian dalam bumi. Sedangkan letusan gunung api merupakan bagian dari aktivitas vulkanik yang dikenal dengan istilah “erupsi”.
Hampir semua kegiatan gunungapi berkaitan dengan zona kegempaan aktif sebab berhubungan dengan batas lempeng. Pada batas lempeng inilah terjadi perubahan tekanan dan suhu yang sangat tinggi sehingga mampu melelehkan material sekitarnya yang merupakan cairan pijar (magma). Magma akan mengintrusi batuan atau tanah di sekitarnya melalui rekahan-rekahan mendekati permukaan bumi.


Ciri-ciri Gunung api yang Akan Meletus
Jika tinggal di daerah dekat gunung api, amati ciri-ciri berikut ini agar dapat mewaspadai bencana letusannya:
·         Suhu di sekitar gunung naik.
·         Mata air menjadi kering.
·         Sering mengeluarkan suara gemuruh, kadang disertai getaran (gempa).
·         Tumbuhan di sekitar gunung layu.
·         Binatang di sekitar gunung gelisah dan bermigrasi menuruni gunung.

Mekanisme Perusakan
Bahaya letusan gunung api dibagi dua berdasarkan waktu kejadiannya, yaitu bahaya utama (primer) dan bahaya ikutan (sekunder). Kedua jenis bahaya tersebut masing‐masing mempunyai resiko merusak dan mematikan.
1)       Bahaya Utama (primer)
Bahaya utama (sering juga disebut bahaya langsung) letusan gunung api adalah bahaya yang langsung terjadi ketika proses peletusan sedang berlangsung. Jenis bahaya tersebut adalah awan panas (piroclastic flow), lontaran batu (pijar), hujan abu lebat, leleran lava (lava flow), dan gas beracun. 
2)       Bahaya Ikutan (sekunder)
Bahaya ikutan letusan gunung api adalah bahaya yang terjadi setelah proses peletusan berlangsung. Bila suatu gunungapi meletus akan terjadi penumpukan material dalam berbagai ukuran di puncak dan lereng bagian atas. Pada saat musim hujan tiba sebagian material tersebut akan terbawa oleh air hujan dan tercipta adonan lumpur turun ke lembah sebagai banjir bebatuan, banjir tersebut disebut lahar.

Upaya Mitigasi dan Pengurangan Risiko Bencana
Berbagai upaya dapat dilakukan untuk menghindari, atau meminimalkan korban (jiwa dan harta) akibat letusan gunung api.
Sebelum Krisis/Letusan
·       Mengamati kegiatan gunung api setiap saat. Upaya ini dapat dilakukan dari tempat yang permanen, misalnya pos pengamatan gunung api. 
·         Menentukan status kegiatan gunung api.
·   Melakukan pemetaan geologi untuk mengetahui sejarah kegiatan suatu gunung api di masa lalu dan penelitian ilmiah secara temporer dan berkala.
·        Melakukan pemetaan kawasan rawan bencana. Upaya ini berguna untuk menentukan suatu wilayah atau areal yang berbahaya atau aman  untuk dihuni atau digarap sebagai lahan pertanian dan sebagainya. 
·     Membuat saluran untuk mengarahkan aliran lahar agar tidak melanda pemukiman, kebun/persawahan, atau fasilitas lainnya.
·    Menentukan lokasi pengungsian dan jalur evakuasi dari pemukiman ke pengungsian untuk memudahkan evakuasi apabila terjadi erupsi.
·         Menyediakan alat transportasi bagi penduduk bila ada perintah pengungsian.
·         Memberikan sosialisasi dan simulasi evakuasi apabila sewaktu-waktu terjadi erupsi.

Saat Krisis/Letusan
·         Memberangkatkan tim tanggap darurat ke lokasi bencana. 
·         Meningkatkan pengamatan terhadap aktivitas gunung api tersebut.
·   Menentukan status kegiatan gunung api dan melaporkannya secara berkala sehingga bisa memberikan rekomendasi kepada Pemprov/Pemkab untuk mengakomodasi evakuasi penduduk. 

Setelah Krisis/Letusan
·         Menurunkan status kegiatan gunung api.
·         Menginventarisir data letusan termasuk sebaran dan volume material letusan. 
·         Mengidentifikasi daerah yang terancam bahaya sekunder (lahar).
·    Memberikan rekomendasi teknis kepada Pemprov/Pemkab, termasuk pengembalian pengungsi dan potensi ancaman lahar.


Apa yang harus dilakukan ketika terjadi letusan gunung api?
ü Memperhatikan arahan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) dan instansi yang berwenang terkait dengan perkembangan aktivitas gunung api.
ü  Persiapkan masker dan kacamata pelindung untuk mengantisipasi debu vulkanik.
ü  Mengetahui jalur evakuasi dan shelter yang telah disiapkan oleh pihak berwenang.
ü  Memperhatikan skenario evakuasi lain apabila dampak letusan meluas di luar prediksi ahli.
ü  Persiapkan dukungan logistik, seperti:
      Makanan siap saji dan minuman
      Lampu senter dan baterai cadangan
      Uang tunai secukupnya
      Obat-obatan khusus sesuai pemakaian


Need to Know!!

Status Gunung Api memiliki beberapa tingkatan. Hal ini terkait dengan aktivitas gunung api tersebut.
AWAS
·      Menandakan gunung berapi yang segera atau sedang meletus. Letusan pembukaan dimulai dengan abu dan asap, berpeluang terjadi dalam waktu 24 jam.
·      Wilayah yang terancam bahaya direkomendasikan untuk dikosongkan.
SIAGA
·     Menandakan gunung berapi yang sedang bergerak ke arah letusan atau menimbulkan bencana. Peningkatan intensif kegiatan seismik, data menunjukkan bahwa aktivitas dapat segera berlanjut ke letusan atau menuju pada keadaan yang dapat menimbulkan bencana, letusan dapat terjadi dalam waktu 2 minggu. Sosialisasi di wilayah terancam.
WASPADA
·       Ada aktivitas apa pun bentuknya, terdapat kenaikan aktivitas di atas level normal. Peningkatan aktivitas seismik dan kejadian vulkanis lainnya. Sedikit perubahan aktivitas yang diakibatkan oleh aktivitas magma, tektonik dan hidrotermal.
NORMAL
·         Tidak ada gejala aktivitas tekanan magma. Level aktivitas dasar, pengamatan rutin, survei dan penyelidikan.



http://bnpb.go.id
BNPB. 2012. Buku Saku Tanggap Tangkas Tangguh Menghadapi Bencana. Badan Penanggulangan Bencana : Jakarta Pusat.
Nugroho, Eko Sapto, dkk. 2013. Geografi Peminatan Ilmu-Ilmu Sosial untuk SMA/MA Kelas X. Mediatama : Surakarta.
Nugroho, Sutopo Purwo. Kontribusi Geografi dalam Membangun Ketahanan Bencana. (Power Point). Pusat Data Informasi dan Humas BNPB.
Sugiyanto, Danang Endarto. 2014. Mengkaji Ilmu Geografi 1 untuk Kelas X SMA dan MA Kelompok Peminatan Ilmu-Ilmu Sosial. Platinum : Solo.
Syahrudin. 2014. Pencegahan dan  Kesiapsiagaan  dalam Menghadapi Bencana di Kota Banjarmasin. (Power Point. Disampaikan pada Sosialisasi Upaya Penanggulangan Resiko Bencana bagi Kepala Sekolah dan Guru di Kota Banjarmasin pada 13 November 2014).
Tim Penulis. 2007. Pengenalan Karakteristik Bencana dan Upaya Mitigasinya di Indonesia. Badan Koordinasi Nasional Penanganan Bencana (BAKORNAS PB) : Jakarta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar